December: Day 3 & 4

Day 3: Serupa tapi tak sama. 

Obrolan gw dan nyokap sore itu adalah obrolan baru yang selama ini belum gw denger. It's about her past. Through her eyes, I can see how much she miss her mother, Emak. 

Bermula dari obrolan tentang darah tinggi, stroke, kolestrol yang pernah dialami oleh orang-orang sekitar. Salah satunya, Emak. Nyokap bilang, Emak adalah orang yang sangat aktif, gesit dan lincah. Emak seorang guru TK. Emak, salah satu orang tua yang bekerja keras. Apa-apa semuanya sama beliau. Karena keadaan ekonomi yang cukup kurang, Emak pernah pinjam uang sampai malam dan hujan. One day, Emak get sick. She had stroke, once. Dengan keadaan yang seperti ini, nyokap sering berantem sama Bapa. Bapa adalah orang yang terlalu santai dan sangat beda dari Emak. Walaupun beliau juga guru, tapi lebih aktif Emak. Berantem dengan Bapa, dalam artian, nyokap marah-marah karena Bapa terlalu santai dan kasian sama Emak yang selalu kerja keras kemana-mana. 

Pengalaman diatas, membuat gw tertampar akan sesuatu. Apa yang dialami nyokap kala itu, ternyata hampir mirip sama yang gw alamin dalam tahun ini. Gw yang selalu bertentangan dengan bokap. Pasti, ada aja yang menurut pandangan gw itu gak sesuai dengan cara berpikir beliau. Apalagi kalau beliau makin ngepush dan posisi beliau kepala rumah tangga, gw sebagai anak bisa apa? Gw hanya bisa menahan diri, bahkan sampai tenggorokan gw sakit susah nelen. Berkaca-kaca nahan marah juga pernah. Bahkan sampai sakit hati juga pernah. Tidak hanya itu, tapi gw yang lihat dan dengar sendiri cara orang tua gw berkomunikasi. Tidak semua nya mulus. 

Dari situ lah, gw merasa ada sesuatu yang ngebentuk diri ini semakin di lapisin kekuatan. Ya, gw sebutnya kekuatan. Menjadi semakin mandiri. Menjadi semakin kuat dengan tamparan-tamparan diatas tadi. 

Manusia tidak ada yang sempurna. Orang tua tidak ada yang sempurna. Anak pun tidak ada yang sempurna. 

Hanya saja yang gw takuti adalah perubahan mental masing-masing kita. Positive way, negative way. 

Day 4: Kesibukan. 

Dulu, kesibukan sebagai jalan ninja ku untuk melupakan seseorang dan mencari ketenangan. Tapi kini, gw sadar disibukkan dengan hal-hal yang sebetulnya tidak begitu penting dalam kehidupan itu tidak baik. Gw sadar, menjadi manusia yang benar-benar utuh, present dan hidup layak nya manusia, itu penting. Mental dan fisik yang stabil. Mental jatuh, fisik juga ikut jatuh. Mendengar tubuh sendiri itu penting. Tidak denial dengan tubuh sendiri. 

Sibuk mencari jabatan. Sibuk mencari penghasilan. Sibuk mencari ketenaran dalam hidup bersosial. Sibuk.. Sibuk.. Sibuk.. Siapa lo? Apa tujuan hidup di dunia? 

Comments

Popular Posts